Minggu, 14 Desember 2014

Surat Terbuka Untuk Seluruh Mahasiswa Unsoed

Oleh : Harry Hardiyana

Saya ingin bercerita kepada teman-teman semua, semoga berkenan untuk membaca :)

sekitar tiga tahun lebih yang lalu, saya pertama kali mengenal kampus ini. Tepat melalui jalur SNMPTN tertulis tahun 2011 saya secara resmi diterima di Universitas Jenderal Soedirman. Jujur, ketika itu saya bahagia, bersyukur sedalam-dalamya. Namun,, saya betul-betul buta dan tidak tahu apa-apa dengan Unsoed. saya memilih jurusan ilmu kelautan adalah pilihan utama dan dengan secara kesadaran penuh. Akan tetapi memilih Unsoed adalah pilihan taklid yang pada akhirnya saya menemukan cinta dikampus ini. yaa.. dengan taklid buta yang pada akhirnya membawa saya tersesat pada jalan yang benar. saya cinta dengan masyarakat Banyumas, saya cinta memandang keindahan gunung slamet, hingga sampai lima kali saya sempat mendakinya, saya cinta dengan keramah-tamahan warganya, saya cinta dengan khazanah budayanya, dan tentu saya cinta dengan mahasiswanya.

 Namun sungguh sangat tidak terasa, kenangan-kenangan indah terlewat begitu saja. ada perasaan sayang akan kenangan-kenangan indah dikampus ini. Namun semuanya aku sadar, semuanya harus dan akan berlalu. Kedepan, bagi saya adalah sebuah tantangan dan peluang. sudah saatnya kita yang mengetahui akan makna cinta dikampus ini untuk ikut  merasakan dan turun tangan.  Berbagi, dan berani untuk beraktualisasi, bahwa kalangan muda terdidik adalah kalangan muda yang harus mampu memobilisasi perubahan secara horizontal bukan slogan-slogan indah tanpa makna.

Senin, 22 September 2014

MENJADI INDONESIA KINI

CAKRAWALA kemerdekaan senantiasa terasa dalam hingar-bingar perayaannya. Minggu, 17 Agustus 2014, genap 69 tahun republik ini lahir. Tentu bukanlah usia tua bagi sebuah negara-bangsa. Separuh abad lebih bangsa ini mengarungi bahtera-negara, serta tentu dengan tujuan yang sangat jauh dan luas, usia 69 tahun masihlah sangat dini untuk berbicara pelabuhan tujuan. 

Parameternya cukup jelas, kemerdekaan negara ini dibangun dalam cita-cita yang agung. Termaktub dalam pembukaan Undang-undang Dasar tahun 1945 bahwasanya negara ini dibangun dengan tujuan untuk “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Tentu perjalanannya masih sangatlah jauh untuk mencapai sejarah monumental dalam meraih cita-citanya. Negara ini masih terseok-seok dalam permasalahan yang terkadang justru hadir dalam keadaan gelap (kebodohan struktural) atau justru hadir dalam keadaan lemah bahkan pincang (kemiskinan struktural).

Rabu, 23 April 2014

Cilacap menjadi prototype daerah maritim, bisakah?



Di olah oleh :
Harry Hardiyana
-Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan Indonesia-
-Lembaga Kajian Kebijakan Maritim-
-Aliansi Masyarakat untuk Kajian Kritis Kebijakan Maritim-



CILACAP dan Potensi Ekonomi

Letak geografis Kabupaten Cilacap pada 108º4’30“ - 109º22’30“ Garis Bujur Timur dan 7º30’20“ - 7º45’ Garis Lintang Selatan, dengan luas wilayah 225.361 Km2 dengan batas wilayah meliputi :

    Sebelah Utara      : Kabupaten Banyumas
    Sebelah Selatan   : Samodera Hindia
    Sebelah Timur      : Kabupaten Kebumen
    Sebelah Barat      : Kabupaten Ciamis

Terletak pada wilayah selatan jawa, dalam sejarah Kabupaten Cilacap menjadi salah satu wilyah yang cukup strategis ketika masa penjajahan Belanda. Secara geopolitik pemerintahan Hindia Belanda pada saat itu, menjadikan Cilacap sebagai salah satu kota pertahanan Hindia Belanda. Hal ini terbukti dengan adanya benteng pendem yang terletak tidak jauh dari pantai teluk penyu yakni kawasan pantai yang membujur dari utara (Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap), ke selatan (Pulau Nusakambangan).

Kabupaten Cilacap memiliki   beberapa potensi strategis dalam sektor pembangunan wilayahnya mulai dari sektor pariwisata, sektor sumberdaya alam hingga industri. Dari sektor pariwisata misalnya, kabupaten cialacap memiliki beberapa objek wisata yang banyak menjadi kunjungan wisatawan karena keindahan alam nya, diantaranya ; hutan payau, pantai teluk penyu, benteng pendem, gunung srandil, pantai widara payung, pantai ketapang indah, dan objek wisata lainnya yang menjadi tempat favorit wisata di Cilacap. Hal ini jelas menjadi salah satu sector utama pendapan asli daerah ( PAD ) Kabupaten cilacap, yang setiap tahunnya sekitar 2 miliyar menyumbangkan pemasukan uang kas kepada daerah, atau sekitar 1,6 miliyar bedasarkan PAD ( Pendapatan Asli Daerah ) Kab. Cilacap pada taun 2011 dari sector pariwisata.

Belum hadirnya kilang minyak milik pertamina di wilayah Kabupaten Cilacap. Kilang Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap yang merupakan salah satu dari 7 jajaran unit pengolahan yang memiliki kapasitas produksi terbesar yakni 548.000 barrel/hari, dan terlengkap jenis produknya. Kilang ini bernilai strategis karena memasok 44% kebutuhan BBM nasional atau 75% kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Selain itu kilang ini merupakan satu-satunya kilang di tanah air saat ini yang memproduksi aspal dan base oil. Dengan hadirnya kilang minyak Pertamina Unit pengolahan IV ini jelas semakin menggenjot pendapat regional daerah terutama dalam sector eksport migas.