Oleh : Harry Hardiyana
Saya ingin bercerita kepada
teman-teman semua, semoga berkenan untuk membaca :)
sekitar tiga tahun lebih yang
lalu, saya pertama kali mengenal kampus ini. Tepat melalui jalur SNMPTN
tertulis tahun 2011 saya secara resmi diterima di Universitas Jenderal
Soedirman. Jujur, ketika itu saya bahagia, bersyukur sedalam-dalamya. Namun,,
saya betul-betul buta dan tidak tahu apa-apa dengan Unsoed. saya memilih
jurusan ilmu kelautan adalah pilihan utama dan dengan secara kesadaran penuh.
Akan tetapi memilih Unsoed adalah pilihan taklid yang pada akhirnya saya
menemukan cinta dikampus ini. yaa.. dengan taklid buta yang pada akhirnya
membawa saya tersesat pada jalan yang benar. saya cinta dengan masyarakat
Banyumas, saya cinta memandang keindahan gunung slamet, hingga sampai lima kali
saya sempat mendakinya, saya cinta dengan keramah-tamahan warganya, saya cinta
dengan khazanah budayanya, dan tentu saya cinta dengan mahasiswanya.
Namun sungguh sangat tidak terasa,
kenangan-kenangan indah terlewat begitu saja. ada perasaan sayang akan
kenangan-kenangan indah dikampus ini. Namun semuanya aku sadar, semuanya harus
dan akan berlalu. Kedepan, bagi saya adalah sebuah tantangan dan peluang. sudah
saatnya kita yang mengetahui akan makna cinta dikampus ini untuk ikut merasakan dan turun tangan. Berbagi, dan berani untuk beraktualisasi,
bahwa kalangan muda terdidik adalah kalangan muda yang harus mampu memobilisasi
perubahan secara horizontal bukan slogan-slogan indah tanpa makna.
Tentu, pencalonan diri saya
sebagai presiden BEM Unsoed 2015 sempat membuat gempar beberapa kalangan teman.
teman-teman yang dekat dengan saya pasti faham betul, bahwa saya lebih suka
bekerja di balik layar, saya lebih suka menjadi diri saya tanpa orang lain
memandang sebuah jabatan ataupun siapa diri saya. Akan tetapi kenyataannya
perubahan dan perbaikan itu harus dilakukan. sama halnya dengan Soe Hok Gie
dulu, saya memandang bahwa politik dan jabatan adalah lumpur-lumpur yang kotor,
tapi suatu saat, dimana kita tidak bisa menghindarinya lagi maka terjunlah.
Menjadi presiden BEM Unsoed bagi
saya bukanlah sesuatu hal yang luar biasa. saya hanya ingin berbagi manfaat,
berbagi kebaikan dimanapun saya berada...
Teman... saya ingin bercerita pengalaman saya beberapa
hari ini ketika saya kampanye.
Jujur, saya tidak begitu banyak
memiliki waktu membangun personal branding kepada khalayak publik tentang diri
saya ( citra ). saya hanya memiliki waktu yang singkat ini, selama enam hari
untuk memperkenalkan diri saya kepada seluruh mahasiswa Unsoed. tentu secara
logika rasanya mustahil dalam enam hari saya akan begitu terkenalnya oleh
seluruh mahasiswa Unsoed yang berkisar 20 ribu lebih.
kampanye yang saya lakukan adalah
kampanye secara personal. saya bawa kotak aspirasi, saya membawa papan
aspirasi, saya membawa kertas aspirasi, dan tentunya saya membawa mata yang mau
melihat secara lebih dekat, telinga yang mau mendengar secara lebih akrab, dan
memaknai dengan rasa yang begitu
mendalam. saya kurang suka dengan cara berorasi, rasanya tidak fair dalam
gedung perkuliahan dan perkantoran saya harus mengganggu dengan suara bising
orasi saya. dengan cara bediskusi, berbicang secara lebih dekat walau hanya
kalangan tertentu saja yang bisa saya sambangi, namun dengan begitu makna yang
mendalam yang bisa saya dapatkan.
Semua fakultas saya sambangi
tanpa terkecuali, satu hal yang saya dapati dari kampanye saya beberapa hari
ini. bahwa ternyata masih begitu banyaaakkkkk mahasiswa Unsoed yang tidak
merasakan akan hadirnya BEM unsoed, lalu timbul pertanyaan dari saya, tanya kenapa?
Ternyata BEM terlalu begitu
elitis, terlalu begitu seremonial, hingga menyebabkan ceruk yang dapat diakomodir
oleh BEM Unsoed begitu kecil. saya merupakan orang yang berada di luar
lingkaran BEM Unsoed tahun ini, dan wakil saya merupakan orang yang berada di
dalam lingkarang BEM Unosed tahun ini. Sehingga saya mempunyai sudut pandang
pandang dari luar dan sudut pandang dari dalam melalui wakil saya. sehingga
bagi saya , inilah perubahan yang ideal. kita tidak mengkritisi secara habis ,
akan tetapi masih mengakomodir sisi baik dari BEM Unsoed sebelumnya.
Juga pada kesempatan kampanye
kali ini saya menemukan banyak teman yang masih peduli di seluruh fakultas
tanpa terkecuali. Saya tidak menyangka dan terharu bahwa saya masih dikenal,
saya masih disapa, saya masih di berikan senyum hangat walau ternyata saya
sudah lama tidak saling sapa. saya begitu terharu dengan teman-teman Fakultas
Perikana dan Ilmu Kelautan yang sudah mau mendukung penuh, bahkan lebih terharu
banyak teman-teman yang ikut menyumbang dalam dana kampanye saya. karena saya
yakin, bahwa mereka tau saya memiliki keterbatasan dana dalam waktu yang
singkat.
Saya juga begitu terharu ternyata
begitu banyak dukungan dan doa dari teman-teman kelautan seluruh Indonesia yang
mendengar kabar pencalonan diri saya sebagai Presiden BEM Unsoed. tentu
semangat maritim yang sama menyadarkan kita semua untuk saling mendoakan.
Terima kasih banyak untuk teman-teman di makasar, teman-teman di Kendari
Sulawesi Tenggara, terima kasih banyak untuk teman-teman di Riau, terima kasih
banyak untuk teman-teman di Jakarta, terima kasih banyak untuk teman di
surabaya, terima kasih banyak untuk teman-teman di Bandung, terima kasih banyak
untuk teman-teman Palembang dan terima kasih banyak untuk seluruh Insan maritim
di Seluruh Indonesia khususnya mahasiswa Kelautan di seluruh Indonesia. Salam
Maritim..!!
Saya pun terharu dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada seluruh tim sukses terutama Ferando Bangun dan
Novian Ajeng Isnaeni yang begitu totalitas dalam mendukung. Juga kepada Afan
dan Kurnianwan yang selalu menasehati saya ketika saya terdapat kesalahan, tak
segan dua orang ini menegur saya dengan cara keras bahkan kritik yang tajam.
Juga saya ucapkan terima kasih banyak
kepada semua relawan fotografer yang rela mencuri-curi potret dari senyum wajah
saya, ada Dhahlan Ramadhan, ada Sigit Priambodo, Ada Farikh Fauzi dan tim
fotografer relawan pertanian yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. karena
banyak kritik yang masuk kepada saya, hampir seluruh foto saya dilapangan minim
senyum, dengan raut wajah yang begitu capek, dengan kantung mata yang terlihat
kurang dalam tidur. Tapi yakinlah
teman-teman, bahwa rasa capek ini, di dalam lubuk hati saya yang mendalam
terdapat senyum yang lebar merekah tanpa disuruh tanpa terpaksa. Yakinlah
teman-teman saya siap dengan konsekuensi apapun yang akan terjadi, kalah
memang adalah soal biasa, yang terpenting bagi saya adalah kita bermanfaat dan
melawan segala keresahan yanga ada dalam kehidupan.
Saya juga ucapkan terima kasih
kepada seluruh teman yang begitu saya cintai, yang tersebar di seluruh fakultas
yang rela mencari data dan geriliya memperkenalkan diri saya kepada seluruh
Mahasiswa Unsoed. karena yakinlah tanpa bantuan teman-teman semua yang saya
cintai saya bukanlah apa-apa. saya bukanlah artis, saya bukan caleg atau
politikus yang memajang wajah jepretan studio foto dalam setiap sudut kampus.
saya hanyalah mahasiswa biasa yang ingin berbagi dan ingin bermanfaat. Janganlah
bosan, untuk memperkenalkan setiap kebaikan dan janganlah bosan untuk
mengingatkan diri saya ketika saya khilaf dan salah.
Selain itu, saya ucapkan terima
kasih banyak kepada ibu saya yang mau mendoakan dan mau mengerti akan keadaan.
Ibu saya adalah wanita yang paling saya cintai, berjalan sendiri sedari lama
setalah bapak tidak ada, ia adalah permata hati saya. Terima kasih banyak untuk
semuanya, untuk seluruh mahasiswa Unsoed yang saya cintai... yakinlah kenapa
saya meminta aspirasi dan harapan ketika setiap saya kampanye, tujuannya
hanyalah satu, saya ingin mengenal lebih dekat teman-teman semua. Karena
mencintai Indonesia hanyalah slogan jika kita tidak mengenal alam dan rakyat
Indonesia secara lebih dekat, untuk itu kenapa saya diving dan mendaki gunung.
sama halnya ketika kita mengatakan cinta Unsoed, maka kita haruslah
mengenal elemen mahasiswa secara lebih
dekat, untuk itu kenapa saya kampanye secara person to person walau dengan
segala kekurangan tenaga dan waktu. Biar mereka tau, biar mereka merasakan
bahwa cinta ini milik kita... :)
Terima kasih kasih banyak juga
untuk Dhanang Adhytia yang sudah menjadi partner yang begitu progresif...
Terima kasih banyak yang sebesar-besarnya
untuk semua...
siapapun Presiden BEM Unsoed
kedepan, aspirasi dan harapan haruslah di dengar... !!
- Harry Hardiyana -
Soundtrack Soe Hok Gie :
sampaikanlah pada ibuku
aku pulang terlambat waktu
ku akan menaklukkan malam
dengan jalan pikiranku
aku pulang terlambat waktu
ku akan menaklukkan malam
dengan jalan pikiranku
sampaikanlah pada bapakku
aku mencari jalan atas
semua keresahan-keresahan ini
kegelisahan manusia
aku mencari jalan atas
semua keresahan-keresahan ini
kegelisahan manusia
retaplah malam yg dingin
tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki malam
tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki keadilan
pecahkan teka-teki malam
tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki keadilan
berbagi waktu dengan alam
kau akan tahu siapa dirimu yg sebenarnya
hakikat manusia
kau akan tahu siapa dirimu yg sebenarnya
hakikat manusia
akan aku telusuri
jalan yg setapak ini
semoga kutemukan jawaban
jalan yg setapak ini
semoga kutemukan jawaban
0 komentar:
Posting Komentar
Kritik & Saran yang membangun sangat diharapkan