Minggu, 14 Desember 2014

Surat Terbuka Untuk Seluruh Mahasiswa Unsoed

Share on :
Oleh : Harry Hardiyana

Saya ingin bercerita kepada teman-teman semua, semoga berkenan untuk membaca :)

sekitar tiga tahun lebih yang lalu, saya pertama kali mengenal kampus ini. Tepat melalui jalur SNMPTN tertulis tahun 2011 saya secara resmi diterima di Universitas Jenderal Soedirman. Jujur, ketika itu saya bahagia, bersyukur sedalam-dalamya. Namun,, saya betul-betul buta dan tidak tahu apa-apa dengan Unsoed. saya memilih jurusan ilmu kelautan adalah pilihan utama dan dengan secara kesadaran penuh. Akan tetapi memilih Unsoed adalah pilihan taklid yang pada akhirnya saya menemukan cinta dikampus ini. yaa.. dengan taklid buta yang pada akhirnya membawa saya tersesat pada jalan yang benar. saya cinta dengan masyarakat Banyumas, saya cinta memandang keindahan gunung slamet, hingga sampai lima kali saya sempat mendakinya, saya cinta dengan keramah-tamahan warganya, saya cinta dengan khazanah budayanya, dan tentu saya cinta dengan mahasiswanya.

 Namun sungguh sangat tidak terasa, kenangan-kenangan indah terlewat begitu saja. ada perasaan sayang akan kenangan-kenangan indah dikampus ini. Namun semuanya aku sadar, semuanya harus dan akan berlalu. Kedepan, bagi saya adalah sebuah tantangan dan peluang. sudah saatnya kita yang mengetahui akan makna cinta dikampus ini untuk ikut  merasakan dan turun tangan.  Berbagi, dan berani untuk beraktualisasi, bahwa kalangan muda terdidik adalah kalangan muda yang harus mampu memobilisasi perubahan secara horizontal bukan slogan-slogan indah tanpa makna.


Tentu, pencalonan diri saya sebagai presiden BEM Unsoed 2015 sempat membuat gempar beberapa kalangan teman. teman-teman yang dekat dengan saya pasti faham betul, bahwa saya lebih suka bekerja di balik layar, saya lebih suka menjadi diri saya tanpa orang lain memandang sebuah jabatan ataupun siapa diri saya. Akan tetapi kenyataannya perubahan dan perbaikan itu harus dilakukan. sama halnya dengan Soe Hok Gie dulu, saya memandang bahwa politik dan jabatan adalah lumpur-lumpur yang kotor, tapi suatu saat, dimana kita tidak bisa menghindarinya lagi maka terjunlah.

Menjadi presiden BEM Unsoed bagi saya bukanlah sesuatu hal yang luar biasa. saya hanya ingin berbagi manfaat, berbagi kebaikan dimanapun saya berada...

Teman...  saya ingin bercerita pengalaman saya beberapa hari ini ketika saya kampanye.
Jujur, saya tidak begitu banyak memiliki waktu membangun personal branding kepada khalayak publik tentang diri saya ( citra ). saya hanya memiliki waktu yang singkat ini, selama enam hari untuk memperkenalkan diri saya kepada seluruh mahasiswa Unsoed. tentu secara logika rasanya mustahil dalam enam hari saya akan begitu terkenalnya oleh seluruh mahasiswa Unsoed yang berkisar 20 ribu lebih.

kampanye yang saya lakukan adalah kampanye secara personal. saya bawa kotak aspirasi, saya membawa papan aspirasi, saya membawa kertas aspirasi, dan tentunya saya membawa mata yang mau melihat secara lebih dekat, telinga yang mau mendengar secara lebih akrab, dan memaknai dengan rasa  yang begitu mendalam. saya kurang suka dengan cara berorasi, rasanya tidak fair dalam gedung perkuliahan dan perkantoran saya harus mengganggu dengan suara bising orasi saya. dengan cara bediskusi, berbicang secara lebih dekat walau hanya kalangan tertentu saja yang bisa saya sambangi, namun dengan begitu makna yang mendalam yang bisa saya dapatkan.

Semua fakultas saya sambangi tanpa terkecuali, satu hal yang saya dapati dari kampanye saya beberapa hari ini. bahwa ternyata masih begitu banyaaakkkkk mahasiswa Unsoed yang tidak merasakan akan hadirnya BEM unsoed, lalu timbul pertanyaan dari saya,  tanya kenapa?

Ternyata BEM terlalu begitu elitis, terlalu begitu seremonial, hingga menyebabkan ceruk yang dapat diakomodir oleh BEM Unsoed begitu kecil. saya merupakan orang yang berada di luar lingkaran BEM Unsoed tahun ini, dan wakil saya merupakan orang yang berada di dalam lingkarang BEM Unosed tahun ini. Sehingga saya mempunyai sudut pandang pandang dari luar dan sudut pandang dari dalam melalui wakil saya. sehingga bagi saya , inilah perubahan yang ideal. kita tidak mengkritisi secara habis , akan tetapi masih mengakomodir sisi baik dari BEM Unsoed sebelumnya.

Juga pada kesempatan kampanye kali ini saya menemukan banyak teman yang masih peduli di seluruh fakultas tanpa terkecuali. Saya tidak menyangka dan terharu bahwa saya masih dikenal, saya masih disapa, saya masih di berikan senyum hangat walau ternyata saya sudah lama tidak saling sapa. saya begitu terharu dengan teman-teman Fakultas Perikana dan Ilmu Kelautan yang sudah mau mendukung penuh, bahkan lebih terharu banyak teman-teman yang ikut menyumbang dalam dana kampanye saya. karena saya yakin, bahwa mereka tau saya memiliki keterbatasan dana dalam waktu yang singkat.   

Saya juga begitu terharu ternyata begitu banyak dukungan dan doa dari teman-teman kelautan seluruh Indonesia yang mendengar kabar pencalonan diri saya sebagai Presiden BEM Unsoed. tentu semangat maritim yang sama menyadarkan kita semua untuk saling mendoakan. Terima kasih banyak untuk teman-teman di makasar, teman-teman di Kendari Sulawesi Tenggara, terima kasih banyak untuk teman-teman di Riau, terima kasih banyak untuk teman-teman di Jakarta, terima kasih banyak untuk teman di surabaya, terima kasih banyak untuk teman-teman di Bandung, terima kasih banyak untuk teman-teman Palembang dan terima kasih banyak untuk seluruh Insan maritim di Seluruh Indonesia khususnya mahasiswa Kelautan di seluruh Indonesia. Salam Maritim..!!

Saya pun terharu dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh tim sukses terutama Ferando Bangun dan Novian Ajeng Isnaeni yang begitu totalitas dalam mendukung. Juga kepada Afan dan Kurnianwan yang selalu menasehati saya ketika saya terdapat kesalahan, tak segan dua orang ini menegur saya dengan cara keras bahkan kritik yang tajam.  

Juga saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua relawan fotografer yang rela mencuri-curi potret dari senyum wajah saya, ada Dhahlan Ramadhan, ada Sigit Priambodo, Ada Farikh Fauzi dan tim fotografer relawan pertanian yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. karena banyak kritik yang masuk kepada saya, hampir seluruh foto saya dilapangan minim senyum, dengan raut wajah yang begitu capek, dengan kantung mata yang terlihat kurang dalam tidur.  Tapi yakinlah teman-teman, bahwa rasa capek ini, di dalam lubuk hati saya yang mendalam terdapat senyum yang lebar merekah tanpa disuruh tanpa terpaksa. Yakinlah teman-teman saya siap dengan konsekuensi apapun yang akan terjadi, kalah memang adalah soal biasa, yang terpenting bagi saya adalah kita bermanfaat dan melawan segala keresahan yanga ada dalam kehidupan.

Saya juga ucapkan terima kasih kepada seluruh teman yang begitu saya cintai, yang tersebar di seluruh fakultas yang rela mencari data dan geriliya memperkenalkan diri saya kepada seluruh Mahasiswa Unsoed. karena yakinlah tanpa bantuan teman-teman semua yang saya cintai saya bukanlah apa-apa. saya bukanlah artis, saya bukan caleg atau politikus yang memajang wajah jepretan studio foto dalam setiap sudut kampus. saya hanyalah mahasiswa biasa yang ingin berbagi dan ingin bermanfaat. Janganlah bosan, untuk memperkenalkan setiap kebaikan dan janganlah bosan untuk mengingatkan diri saya ketika saya khilaf dan salah.

Selain itu, saya ucapkan terima kasih banyak kepada ibu saya yang mau mendoakan dan mau mengerti akan keadaan. Ibu saya adalah wanita yang paling saya cintai, berjalan sendiri sedari lama setalah bapak tidak ada, ia adalah permata hati saya. Terima kasih banyak untuk semuanya, untuk seluruh mahasiswa Unsoed yang saya cintai... yakinlah kenapa saya meminta aspirasi dan harapan ketika setiap saya kampanye, tujuannya hanyalah satu, saya ingin mengenal lebih dekat teman-teman semua. Karena mencintai Indonesia hanyalah slogan jika kita tidak mengenal alam dan rakyat Indonesia secara lebih dekat, untuk itu kenapa saya diving dan mendaki gunung. sama halnya ketika kita mengatakan cinta Unsoed, maka kita haruslah mengenal  elemen mahasiswa secara lebih dekat, untuk itu kenapa saya kampanye secara person to person walau dengan segala kekurangan tenaga dan waktu. Biar mereka tau, biar mereka merasakan bahwa cinta ini milik kita... :)

Terima kasih kasih banyak juga untuk Dhanang Adhytia yang sudah menjadi partner yang begitu progresif...
Terima kasih banyak yang sebesar-besarnya untuk semua...
siapapun Presiden BEM Unsoed kedepan, aspirasi dan harapan haruslah di dengar... !!


- Harry Hardiyana -

Soundtrack Soe Hok Gie :

sampaikanlah pada ibuku
aku pulang terlambat waktu
ku akan menaklukkan malam
dengan jalan pikiranku
sampaikanlah pada bapakku
aku mencari jalan atas
semua keresahan-keresahan ini
kegelisahan manusia
retaplah malam yg dingin
tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki malam
tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki keadilan
berbagi waktu dengan alam
kau akan tahu siapa dirimu yg sebenarnya
hakikat manusia
akan aku telusuri
jalan yg setapak ini
semoga kutemukan jawaban

0 komentar:

Posting Komentar

Kritik & Saran yang membangun sangat diharapkan